Minggu, 04 November 2012

Favourite Teacher; Are You?




Mengapa kita dikatakan seorang pelajar? Pertanyaan yang tidak penting itu memiliki jawaban singkat: “karena kita sedang belajar”.

Kita semua adalah pelajar. Saat kita menyadari kesalahan, kita belajar dari kesalahan tersebut. Saat itu kitalah pelajar. Saat kita membaca dan mengetahui hal baru, kita belajar. Saat itulah kita pelajar.


Namun, mengapa kita dapat belajar? Tentu saja itu karena ada guru. Guru tidak harus selalu ada di sekolah. Guru itu ada di mana-mana. Saat kita mendapat sebuah ilmu, maka ia yang memberi kita ilmu adalah guru. Saat ibu kita mengajari kita memasak, ia adalah guru.

Lalu bagaimana dengan guru-guru di sekolahan? Mulai dari SD sampai SMA? Tentu saja mereka juga guru. Namun mereka memiliki kelebihan: resmi. Beberapa dari yang membaca tulisan ini mungkin adalah pelajar resmi (yang berarti sedang sekolah di sekolah resmi). Saya sendiri juga masih merupakan seorang siswa SMA yang mengenal banyak guru.

Bagi Anda yang masih bersekolah, apakah kalian memiliki guru favorit? Setiap orang memiliki guru favorit masing-masing. Meski demikian, ada juga yang tidak memiliki guru favorit.

Di Sampang, contohnya. Seperti dilansir kompas.com, Sutrisno, guru favorit di SDN Gersempal II, Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang, dimutasi oleh dinas pendidikan setempat. Akibatnya, ratusan siswa protes dengan mogok belajar dan berdemonstrasi di depan sekolah mereka.

Mungkin kita dapat membayangkan betapa dicintainya guru itu di sana.

Selain SD, hal serupa juga terjadi di SMP. Diberitakan oleh indopos.co.id, Ratusan guru dan murid SMPN 9 Ciracas, Jakarta Timur Kemarin kompak menggelar aksi unjuk rasa. Para pelajar dan pengajar itu menuntut pembatalan mutasi enam guru. Mutasi enam guru itu diduga atas inisiatif sang Kepala Sekolah yang dinilai diskriminatif.

Di SMP terjadi, di SMA pun terjadi. Menurut koran-o.com, Anggi Resina, seorang murid di SMAN Karangpandan, tergolek lemas saat tahu bahwa salah satu guru favoritnya akan dimutasi. Tepat berada di samping tubuhnya, guru sejarah Gatot Supriyanto. Tangan Anggi menggenggam erat tangan guru itu seolah tak ingin melepaskannya.

Gatot beberapa kali mengelus kepala siswa kelas XII IPA 3 itu. Dia berusaha menyadarkan siswanya yang pingsan begitu mengetahui kabar guru favoritnya masuk gerbong mutasi ke sekolah lain. Sementara Reni Kurniawati, siswi kelas XII IPS 3 tak henti-hentinya menangis di pundak guru tersebut. Reni bersama puluhan siswa lain begitu shock dan menangis histeris di dalam ruang guru pembimbing.

Lihat? Ternyata siswa dan siswi banyak yang memiliki guru favorit. Tetapi apa yang menyebabkan mereka (guru-guru tersebut) disukai murid-muridnya?

Menurut Reni Kurniawati yang menangis saat Pak Gatot akan dimutasi, Pak Gatot menjadi favorit karena Pak Gatot adalah guru yang pandai mengajar dan juga dekat dengan murid-muridnya.

Kami tidak rela Pak Gatot pergi. Kenapa guru-guru yang bermutu dan dekat dengan siswa yang harus pergi. Kami minta pak Kepala Sekolah  membatalkan Pak Gatot dipindah,” seru Reni.

Menurut saya, guru yang disukai murid tidak harus guru tersebut “longgar” kepada muridnya, alias nurut aja apa kata murid. Tidak. Guru yang difavoritkan sesungguhnya adalah guru yang baik dalam mengajar sehingga murid dapat mengerti pelajaran dengan mudah.

Nah…begitulah. Bagaimana dengan kalian para murid? Apakah kalian memiliki guru favorit? Dan… bagaimana dengan kalian para guru? Apakah murid-murid menyukai kalian?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar