Mengapa kita dikatakan
seorang pelajar? Pertanyaan yang tidak penting itu memiliki jawaban singkat: “karena
kita sedang belajar”.
Kita semua adalah
pelajar. Saat kita menyadari kesalahan, kita belajar dari kesalahan tersebut.
Saat itu kitalah pelajar. Saat kita membaca dan mengetahui hal baru, kita
belajar. Saat itulah kita pelajar.
Namun, mengapa kita
dapat belajar? Tentu saja itu karena ada guru. Guru tidak harus selalu ada di
sekolah. Guru itu ada di mana-mana. Saat kita mendapat sebuah ilmu, maka ia
yang memberi kita ilmu adalah guru. Saat ibu kita mengajari kita memasak, ia
adalah guru.
Lalu bagaimana dengan
guru-guru di sekolahan? Mulai dari SD sampai SMA? Tentu saja mereka juga guru. Namun
mereka memiliki kelebihan: resmi. Beberapa dari yang membaca tulisan ini
mungkin adalah pelajar resmi (yang berarti sedang sekolah di sekolah resmi).
Saya sendiri juga masih merupakan seorang siswa SMA yang mengenal banyak guru.
Bagi Anda yang masih
bersekolah, apakah kalian memiliki guru favorit? Setiap orang memiliki guru
favorit masing-masing. Meski demikian, ada juga yang tidak memiliki guru
favorit.
Di Sampang, contohnya.
Seperti dilansir kompas.com, Sutrisno, guru favorit di SDN Gersempal II,
Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang, dimutasi oleh dinas pendidikan setempat.
Akibatnya, ratusan siswa protes dengan mogok belajar dan berdemonstrasi di
depan sekolah mereka.
Mungkin kita dapat
membayangkan betapa dicintainya guru itu di sana.
Selain SD, hal serupa
juga terjadi di SMP. Diberitakan oleh indopos.co.id, Ratusan guru dan murid
SMPN 9 Ciracas, Jakarta Timur Kemarin kompak menggelar aksi unjuk rasa. Para
pelajar dan pengajar itu menuntut pembatalan mutasi enam guru. Mutasi enam guru
itu diduga atas inisiatif sang Kepala Sekolah yang dinilai diskriminatif.
Di SMP terjadi, di SMA
pun terjadi. Menurut koran-o.com, Anggi Resina, seorang murid di SMAN
Karangpandan, tergolek lemas saat tahu bahwa salah satu guru favoritnya akan
dimutasi. Tepat berada di samping tubuhnya, guru sejarah Gatot Supriyanto.
Tangan Anggi menggenggam erat tangan guru itu seolah tak ingin melepaskannya.
Gatot beberapa kali
mengelus kepala siswa kelas XII IPA 3 itu. Dia berusaha menyadarkan siswanya
yang pingsan begitu mengetahui kabar guru favoritnya masuk gerbong mutasi ke
sekolah lain. Sementara Reni Kurniawati, siswi kelas XII IPS 3 tak
henti-hentinya menangis di pundak guru tersebut. Reni bersama puluhan siswa
lain begitu shock dan menangis histeris di dalam ruang guru pembimbing.
Lihat? Ternyata siswa
dan siswi banyak yang memiliki guru favorit. Tetapi apa yang menyebabkan mereka
(guru-guru tersebut) disukai murid-muridnya?
Menurut Reni Kurniawati
yang menangis saat Pak Gatot akan dimutasi, Pak Gatot menjadi favorit karena
Pak Gatot adalah guru yang pandai mengajar dan juga dekat dengan
murid-muridnya.
Kami tidak rela Pak
Gatot pergi. Kenapa guru-guru yang bermutu dan dekat dengan siswa yang harus
pergi. Kami minta pak Kepala Sekolah
membatalkan Pak Gatot dipindah,” seru Reni.
Menurut saya, guru yang
disukai murid tidak harus guru tersebut “longgar” kepada muridnya, alias nurut
aja apa kata murid. Tidak. Guru yang difavoritkan sesungguhnya adalah guru yang
baik dalam mengajar sehingga murid dapat mengerti pelajaran dengan mudah.
Nah…begitulah.
Bagaimana dengan kalian para murid? Apakah kalian memiliki guru favorit? Dan…
bagaimana dengan kalian para guru? Apakah murid-murid menyukai kalian?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar